Remote Sensing
-
Multilooking dan Speckle Filtering pada Citra SAR
Pendahuluan Penggunaan citra Synthetic Aperture Radar (SAR) pada era ini semakin meningkat dikarenakan banyaknya pengembangan-pengembangan pada metode pengolahannya (baca juga: Introduction to Synthetic Aperture Radar (SAR)). Kemudian, citra SAR semakin banyak diterapkan pada berbagai bidang, seperti geologi, ekologi, pertanian, perkotaan, cuaca, dan lainnya. Dalam perolehan data mentah (Raw Data) citra SAR, kita diharuskan melakukan pengolahan secara berurut dan detail untuk menghasilkan satu citra utuh. Tujuannya juga untuk meningkatkan kualitas agar menghasilkan citra yang terbaik sehingga dapat digunakan untuk proses interpretasi (baca juga: Interpretation of Landform and Geological Structure using Remote Sensing Imagery) . Informasi pada citra SAR dapat berupa informasi digital yaitu nilai-nilai piksel, backscattering dan lainnya, lalu informasi visual…
-
Koreksi Atmosfer Sentinel2A menggunakan Sen2Cor dan Anaconda
Sutanto (1986) dalam bukunya menyebutkan bahwa interpretasi citra terbagi pada tiga rangkaian yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Dapat kita ambil dari suatu kasus banjir, Interpretasi citra dalam hal ini berarti menggunakan sebuah citra untuk mendeteksi banjir yang terjadi dengan mengidentifikasi objek berupa air banjir yang membedakannya dengan tubuh air melalui berbagai parameter dan pendekatan, serta menganalisis hubungan antara objek banjir dengan karakteristik citra yang digunakan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan atau prediksi dari data banjir tersebut. Ketika memperoleh suatu citra yang awalnya masih berada dalam bentuk “data mentah”, yang masih mengandung banyak data informasi murni dari sensor, tentunya akan dibutuhkan suatu pengolahan dan pengonversian data mentah tersebut menjadi citra yang sudah…
-
Integrasi Citra Penginderaan Jauh dan SIG terhadap Kualitas Lingkungan
Kualitas lingkungan sangat penting dalam perencanaan dan pengembangan perkotaan khususnya di wilayah kajian Kota. Lingkungan perkotaan adalah bagian dari sistem lingkungan yang terdiri dari konstruksi bangunan (permukiman, industri, fasilitas komersial, infrastruktur kota, dan transportasi) serta elemen alami dari suatu wilayah. Kualitas lingkungan perkotaan dapat dipantau sebagai korespondensi dari ketercukupinya persyaratan modernisasi lingkungan perkotaan, yaitu kenyamanan dan keamanan, di mana manusia dapat terpuaskan kebutuhannya untuk tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, ruang gerak, serta lingkungan fisik, sosial, dan budaya (Ovsiannikova and Nikolaenko, 2015). Penentukan kualitas lingkungan dapat diketahui dengan memanfaatkan citra penginderaan jauh serta data pendukung dari survey lapangan pada tiap parameter yang ada, berupa variabel fisik yaitu informasi: Penggunaan Lahan (Land Use)…
-
Wildlife Corridor
What is Wildlife Corridor ? Secara umum, “Corridor” atau koridor diartikan sebagai penghubung. Dalam konteks satwa liar, “Wildlife Corridor” yaitu suatu penghubung antar habitat satwa liar yang menghubungkan dua atau lebih area atau habitat dari suatu lanskap (bentang lahan) yang tersusun dari vegetasi alami guna menjaga sistem ekologi. Latar belakang perlunya dibuat koridor satwa liar yaitu dikarenakan adanya kontruksi bangunan, pembuatan jalan baru, lahan pertanian yang berada di wilayah satwa liar membatasi satwa liar untuk bergerak bebas atau berpindah.
-
Kenapa LiDAR yang Terbaik untuk Kajian HCV/HCS Tutupan Hutan?
Pendekatan HCV (High Conservation Value) maupun HCS (High Carbon Stock) masing-masing berada pada tahap Preliminary Identification atau sebagai identifikasi awal dalam tahapan kajian HCV dan HCS. Untuk yang belum mengenal HCV/HCS dapat dibaca terlebuh dahulu mengenai keduanya. HCV sendiri terdiri dari tahapan seperti identifikasi lapangan, konsultasi dengan stakeholder, dan keputusan akhir HCV serta rekomendasi untuk perusahaan yang terlibat. Pendekatan HCS sendiri merupakan sebuah metode untuk mengidentifikasi kawasan dengan Stok Karbon Tinggi yang juga merupakan strategi untuk memisahkan kawasan HCS (hutan alami) dengan kawasan non-HCS (lahan yang telah terdegradasi) (Proforest, 2014). Stok Karbon pada pohon dihitung dari elemen daun, batang, hingga akar. Pendekatan HCS memiliki range batasan (threshold) untuk membedakan status…
-
Interpretation of Landform and Geological Structure using Remote Sensing Imagery
In book of Sutanto (1986), image interpretation is divided into 3 steps, detection, identification, and analysis. The approach conducted come through identification of tectonic landform elements such as fault, fold, and drainage pattern. Information of landform and geological structure are resulted to obtain the general description and the own relationship of lithology. Lithology identification is based on the approach through landform and geological structure interpretation. The following describes the steps of landform and geological structure interpretation.
-
Object-based vs Pixel-based Classification
“Image classification is the process of assigning land cover classes to pixels”, dalam kalimat yang lebih sederhana, pengertian Image Classification yaitu klasifikasi citra yang bertujuan untuk menentukan objek pada citra satelit terhadap objek sebenarnya di lapangan. Jenis klasifikasi keduanya merupakan klasifikasi citra satelit secara digital atau secara otomatis untuk menentukan objek pada citra terhadap objek sebenarnya di lapangan.
-
Metode Supervised vs Unsupervised untuk Klasifikasi Landcover/Landuse
Penggunaan dua metode ini menjadi cara utama ketika kita hendak melakukan klasifikasi citra penginderaan jauh mulai dari citra resolusi rendah seperti Landsat sampai resolusi tinggi. Tentunya ketentuan awal saat hendak melakukan klasifikasi digital berbeda dengan klasifikasi atau interpretasi manual, atau bisa dikenal dengan istilah digitasi manual yang hanya membutuhkan citra bersih dari awan dan didukung dengan ketahanan tubuh untuk mendigitasi citra yang memiliki cakupan area yang sangat luas. Ketentuan awal pada citra yang hendak diklasifikasi digital yaitu citra harus dalam keadaan telah terkoreksi sampai atmosfer dan permukaan hingga menyisahkan citra dengan nilai reflectance yang sebenarnya.
-
What can Remote Sensing actually do?
Judul di atas merupakan pertanyaan dari sebagian kalangan yang masih asing ataupun untuk menjelaskan kepada penggiat Penginderaan Jauh yang belum terlalu dalam mempelajarinya. Berikut dijelaskan terlebih dahulu sebatas apa yang dikatakan Penginderaan Jauh. Di dalam proses yang berujung dengan terciptanya sebuah Peta, penginderaan jauh berperan sebagai “Sumber Data”. Penginderaan Jauh dalam arti sebenarnya hanya sebagai penyedia data yakni berupa Citra yang berasal dari satelit dengan urutan prosesnya tentunya, sehingga dikenal dengan istilah “Citra Satelit”, namun tidak hanya sekedar menampilkan citra yang merupakan hasil dari perekaman, melainkan di dalamnya terdapat proses “Pengolahan dan Analisis Citra Digital” sesuai dengan keperluan sehingga pada akhirnya dapat dinikmati oleh si pembuat peta dalam berbagai tujuan.
-
Mengetahui Tingkat Kenyamanan Permukiman melalui Citra Penginderaan Jauh
Tingkat kenyamanan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat selama menetap di tempat tinggalnya seperti rumah, apartemen dan sebagainya. Terutama di daerah perkotaan yang saat ini mengalami pembangunan secara masif dan terus menerus sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada mayarakat karena kebutuhan yang tidak seimbang. Nilai kenyamanan dapat muncul dari beberapa faktor seperti keadaan rumah itu sendiri, keadaan jalan, fasilitas umum, kebersihan lingkungan, kepadatan populasi, dan tentunya yang paling mempengaruhi yaitu Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH adalah ruang-ruang dalam kota berupa kawasan, memanjang berupa jalur, bersifat terbuka tanpa bangunan (Permen PU No. 5 tahun 2008). RTH dapat terdiri dari kawasan hijau pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kegiatan olahraga, pemakaman, pertanian, jalur…