Pemanfaatan Wahana Tanpa Awak / Drone
Teknologi Wahana Tanpa Awak (WTA) atau yang sering dikenal dengan nama Drone merupakan pesawat tak berawak yang dikendalikan melalui suatu pusat kendali baik menggunakan komputer atau remote control. Selain dapat dikendalikan, WTA dapat di-setting sehingga dapat terbang sendiri dengan tujuan dan target tertentu (Auto Pilot) yang dilengkapi dengan kamera foto dan video, Global Positioning Systems (GPS), serta komponen lainnya yang saling terkoneksi dengan pusat kendalinya. WTA digunakan untuk melihat secara lebih jelas tampakan suatu objek dari udara melalui foto dan video yang dapat disertai dengan Geotagging dan koordinat sehingga tingkat keakuratannya sangat tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemanfaatan WTA tidak lagi hanya didominasi untuk kepentingan komersil, pertahanan maupun sekedar hobby meng-capture moment-moment tertentu dari udara. Tetapi, mulai dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti konservasi, pemetaan wilayah, pemantauan deforestasi, maupun tujuan lainnya yang berkaitan dengan tata kelola hutan dan lahan. Untuk kepentingan konservasi, WTA mampu menyediakan data yang real and akurat terkait kondisi tutupan hutan dengan resolusi sangat tinggi yang dapat mambantu pekerjaan identifikasi spesies, pengukuran tingkat kerapatan tutupan hutan, dan karakteristik hutan. Untuk kepentingan pemetaan dan pemantauan, WTA dapat menjangkau secara cepat lokasi-lokasi yang sangat ekstrim dan tidak ada akses darat sehingga memperlama proses pengambilan titik koordinat. Serta, hasil foto dan video WTA dapat menjadi bukti kuat karena disertai dengan titik koordinat. Bahkan drone sendiri dapat digunakan untuk kepentingan photography, pembuatan film, periklanan maupun yang lainnya.
Dalam ilmu Remote Sensing (Penginderaan Jauh), Drone menjadi alternatif yang paling mudah dan murah. Dalam penginderaan jauh, citra permukaan bumi dapat diambil melalui satelit yang kemudian dapat diunduh di berbagai situs yang dimiliki oleh NASA maupun google seperti citra landsat, google earth dan lain-lain. Kemudian diambil melalui pemotretan manual dengan menaiki helikopter maupun pesawat yang terbang di ketinggian sedang dan yang terakhir diambil dengan wahana dengan ketinggian rendah seperti yang dilakukan oleh drone ini sendiri. Drone sendiri mampu terbang dengan ketinggian dari 100 hingga 3000 meter di atas permukaan bumi.
Kenapa diperlukan drone untuk pengambilan citra permukaan bumi sedangkan sudah ada aplikasi yang dapat dengan mudah diakses dan gratis seperti google earth dan landsat. Saat ini citra satelit yang memiliki tingkat keakuratan paling tinggi yaitu citra quickbird dengan tingkat akurasi sebesar 3 meter, namun citra quickbird sendiri tidak dapat diakses secara gratis seperti citra landsat yang memiliki tingkat akurasi 15 meter. Namun dari semua sumber citra tersebut, untuk pengambilanya sendiri kita tidak dapat mengakses menurut waktu keinginan kita karena citra-citra tersebut tersedia dengan tanggal yang sudah dirilis oleh perusahaan citra tersebut. Namun tidak untuk foto udara melalui drone ini. Kita dapat memperoleh citra permukaan bumi kapan saja kita menginginkannya. Tingkat keakuratan foto udara melalui drone ini dapat mencapai 3 cm.
Foto udara untuk pemetaan dan pemantauan deforestasi
Foto udara untuk Pemantauan Lokasi Tambak
Foto udara untuk Alokasi sarana pusat perbelanjaan
Foto udara untuk Pemantaaun Tanaman Pesisir Pantai seperti Cemara dan Mangrove
Foto udara untuk Pemetaan kondisi pesisir Pantai
Foto udara untuk pemantauan Aktivitas Arus Gelombang Laut
Foto udara untuk Pemetaan dan Pemantauan Wilayah Persawahan
Foto udara untuk Pengecekan Tempat Pembuangan Akhir
One Comment
Pingback: