Menyingkap Pesona Gua Vertikal di Mata Ie
Minggu, 12 Oktober 2014, tim kami yang beranggotakan Al-Furqan, Sri Purnama Sari dan saya sendiri Muhammad Budi mencoba untuk melakukan eksplorasi ke dalam gua tersebut yang dinamakan Gua Air Mata Putri atau kami sering menyebutnya Gua Mon. Letak gua tersebut berada di wilayah Desa Geundring, Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar. Di wilayah ini sebenarnya terdapat dua buah gua, yang satu vertikal atau yang telah kami eksplorasi ini dan yang satu lagi yaitu gua horizontal yang dinamakan Gua Landak.
Beda dari kedua gua tersebut hanya terletak pada bentuk vertikal dan horizontal nya saja. Kalau Gua Mon, jika kita ingin masuk ke dalamnya, kita harus melakukan SRT (Set Rope Technic) yaitu dengan melakukan Descending dengan menggunakan peralatan-peralatan Gua seperti AutoStop, Croll, dan yang lainnya. Berbeda dengan Gua Landak yang cukup bisa dimasuki dengan berjalan biasa, walaupun ada tempat dimana kita harus dipaksa untuk merayap melewati celah sempit.
Peralatan yang dibutuhkan untuk penelusuran gua vertikal terdiri dari beberapa set alat, alat utama, alat turun dan alat untuk naik. Alat utama yaitu Tali Kern Mantel (Statis), 1 buah sit harness + cess harness, kemudian 1 buah Delta MR, 1 buah Croll, 3 buah Carabiner Snap, 2 buah Carabiner Screw, 1 buah cow stail. Kemudian untuk turun 1 buah Auto Stop/Simple, dan untuk naik berupa 1 buah footloop, dan 1 buah jumar. Sebelum turun, kita harus memasang sebuah anchor (peghambat) berupa main anchor dan back up anchor.
Secara bergantian anggota tim turun vertikal menuju dalam gua dengan perlengkapan yang sudah dipasang tadi. Kira-kira 15 menit semua tim sudah sampai di dalam gua.
Setelah semua tim sampai ke dasar gua, segala perlengkapan kami susun karena untuk sementara waktu tidak kami gunakan karena sekarang saatnya kami untuk mengeksplorasi seluruh isi gua disini. Saat kami memasuki gua ini, suhu udara di dalam gua sangat dingin, bahkan berangin sedangkan di luar tadi sangat panas. Ini semua karena gua memiliki sifat yang berlawanan dengan lingkungan di luar. Jika udara di luar sangat panas maka gua akan meng-convert cuaca yang panas tadi menjadi dingin, begitu juga sebaliknya. Tidak ketingalan juga, yang membuat kami takjub yaitu ornamen-ornamen yang diberikan oleh gua ini, kami menjumpai banyak stalaktit dan stalakmit, maupun yang sudah berumur lama maupun yang sedang terbentuk, bekas-bekas aliran, jendela gua dan beragam bentuk batuan yang terpampang di dalam gua ini.
Satwa yang kami lihat pada umumnya memang sering terdapat di semua gua, misalnya burung walet, laba-laba gua, kelelawar, maupun bangkai kelelawar, dan juga disertai dengan kotoran-kotoran kelelawar (iguano) yang rata-rata memiliki tebal 5 cm.
Maka setelah selesai melakukan eksplorasi, timpun kembali ke atas dengan melakukan ascending.
Sampai disinilah kisah tentang tim kami dalam mengeksplorasi gua Air Mata Putri ini, Thanks for reading