Daniel Day-Lewis: “The Expert in All Dialects”
Mungkin masih banyak para penikmat film yang jarang atau tidak pernah menonton film yang diperankan oleh Daniel Day-Lewis. Hal ini dikarenakan dia tidak pernah bermain di film yang umumnya disukai oleh banyak remaja seperti superhero ataupun film perang atau film aksi.
Dalam dunia akting, kemampuan Danielle-Day Lewis tidak perlu diragukan lagi. Prestasi yang telah diraihnya dalam dunia perfilman yang belum ada aktor lain yang menandinginya yaitu penghargaan aktor terbaik sebanyak tiga kali berkat akting dari film My Left Foot, There Will Be Blood dan Lincoln, bahkan dirinya telah berulang kali masuk nominasi aktor terbaik. Penghargaan tersebut ia raih sesuai dengan apa yang diperankannya.
Akan tetapi terdapat satu hal unik yang jarang para aktor memiliki kemampuan seperti yang dimiliki Daniel, yaitu dialek bahasa/accent dari setiap negara yang diperankannya. Lebih dari 10 judul film yang telah diperankannya yang memiliki ciri khas dialek dari suatu negara misalnya irlandia, italia, indian sampai inggris kuno, dia mampu menirukan itu semua pada peran yang diberikan kepadanya.
Kelebihan yang dimiliki oleh Danielle dalam berakting yang sulit untuk ditandingi aktor lain yaitu cara dia menggunakan dialek bahasa dari berbagai negara dan masa mulai dari film Gandhi tahun 1982 dalam akting awal dia sebagai aktor utama sampai dengan perannya sebagai seorang presiden Lincoln. Berikut beberapa film yang diperankan oleh Danielle-Day Lewis dengan dialek bahasa yang berbeda-beda:
1.Gandhi (1982) : South African accent
Pada film ini, Danielle hanya muncul dengan durasi yang sangat singkat yang pada saat itu ia juga masih berusia 25 tahun atau tepatnya baru menjalankan 12 tahun dia mulai aktif bermain film besar seperti Gandhi ini salah satunya. Dalam durasi kurang lebih dua menit tersebut dia menggunakan dialek Afrika Selatan yang sedikit bercampur dengan dialek perancis.
2. My Left Foot (1989) : Irish Accent
Pada film My Left Foot, dia memiliki peran yang cukup berat ketika berperan sebagai Christie Brown, seorang pelukis berkebangsaan Irlandia yang memiliki kekurangan mental dan hanya dapat menggunakan satu tangannya yang sebelah kiri sehingga film ini dinamakan dengan My Left Foot yang juga diambil dari novel My Left Foot Story karya Christie Brown.
Daniel harus menggunakan dialek Irish selama film yang berdurasi dua jam ini. Mungkin hal ini dapat dikatakan dialek paling mudah baginya karena dia telah lama tinggal di Irlandia. Namun tetap saja sulit karena harus dicampurkan dengan cara berbicaranya yang benar-benar 100% menirukan pemeran aslinya yaitu Christie Brown. Hal ini yang mengantarkannya meraih penghargaan oscar sebagai aktor terbaik pada tahun 1990.
3.The last of The Mohicans (1992) : Indian accent
Mau tidak mau, Daniel harus menguasai gaya bahasa suku Indian karena perannya sebagai seorang pemburu berdarah Indian dari suku terakhir Mohican. Latar cerita ini sekitar tahun 1757 dimana pada masa tersebut terjadi perang antar bangsa Perancis dan suku Indian.
4.The Age of Innocence (1983) : Upper-class American
Film ini bersifat drama yang berlatar belakang pada akhir abad ke 19 atau tahun 1870. Daniel-Day Lewis harus berperan sebagai seorang pengacara muda asal New York yang mana selama film ini ia menggunakan aksen bahasa amerika kelas atas yakni menggunakan tata bahasa yang sangat rapi dan agak lambat dalam penyampaiannya.
5.In the name of the father (1993) : Working-class Belfast
Aktingnya pada film ini menjadi salah satu yang terbaik dalam beberapa aktingnya yang luar biasa. Kali ini dialek yang digunakannya pada dasarnya juga berasal dari tanah britania raya yaitu tepatnya Skotlandia. Untuk yang baru mendengar dialek Belfast, dialek Belfast yaitu dialek dari bangsa Skots Ulter yang pada umumnya merujuk pada dialek-dialek bahasa Skots dari Irlandia. Penggunaan bahasa tetap sama dengan bahasa Inggris namun dialek ini murni berasal dari Dataran rendah Skots atau bahasa baku dari skotlandia yang mana komponen leksikal direalokasi pada kelas-kelas fonem yang paling dekat terhadap kelas-kelas baku ekivalen.
Kembali bercerita mengenai filmnya, film In The Name of The Father mengisahkan tentang konflik yang masih tersimpan antara pemuda Irlandia tepatnya Irlandia Utara dengan Inggris Raya yang masih mereka anggap sebagai penjajah yang menjadi konflik era modern yang paling lama dan paling sulit diselesaikan. Ini mengisahkan seorang pemuda yang tidak bersalah yang ditahan di dalam penajara Inggris Raya. Dari penjara inilah cerita-cerita inti di dalam film ini berkisah.
Perubahan kondisi dari serius, bercanda maupun sedih saat berbicara, dialek Daniel tetap sama dan memiliki ciri khas yang sangat indah yang seperti terlihat mudah jika dibawakan. Hal ini sangat berbeda ketika dia berbicara di luar akting yang menggunakan bahasa inggris umum. Hal seperti inilah yang menjadikan Daniel-Day Lewis dianggap sebagai aktor terbaik dalam dunia perfilman.
6.The Boxer (1997) : Northern Irish
Peran Daniel-Day Lewis pada film ini yaitu sebagai seorang narapidana atau tepatnya mantan narapidana yang telah bebas dari penjara setelah menjalani hukuman selama 14 tahun karena terlibat sebagai aktivis tentara Irlandia (IRA). Dia ingin merubah hidupnya menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya sebagai seorang petinju. Namun apalah daya, sangat susah baginya untuk menjadi orang baik karena reputasinya selama 14 tahun di penjara tetap dipandang sebagai orang yang jahat dan selalu berbuat kerusuhan seperti dulu lag meskipun ia sudah bebas dari penjara.
Film ini menjadi perannya yang ke sekian kali dalam memerankan seorang warga Irlandia atau Irish sehingga dialek Northern Irish harus dilantunkannya dan itu pun tetap melekat sangat kuat selama percakapan di film tersebut.
7.Gangs of New York (2002) : New York 19th
Lagi-lagi Daniel bekerja sama dengan sang sutradara Martin Scorsese dan mendapatkan peran yang agak sedikit berbeda yaitu sebagai ketua geng dari penduduk asli Manhattan pada tahun 1846. Ditambah dengan gayanya yang khas dengan kumis lebatnya, Daniel memakai aksen ala New York pertengahan abad 19. Dia beradu akting dengan aktor hebat lainnya Leonardo Di Caprio dan Aktris ternama Cameron Diaz.
8.There Will Be Blood (2007) : Californian lately 19th – early 20th
Ini menjadi filmnya dan juga salah satu drama terbaik abad 21 berdasarkan pemaparan para sutradara dan juga para artis holyywood. Film ini sukses besar di pasaran akibat pemikiran dari sutradara Paul Thomas Anderson. Ini film pertama Paul dan Daniel bekerja sama.
Dialek yang digunakan Daniel pada film ini benar-benar luar biasa, sebab hal ini terbilang sangat susah yang dapat kita saksikan selama film. Jika kita telah melihat banyak film Daniel, pada film ini dialek yang dimainkannya benar-benar sangat berbeda dari sebelumnya.
Trailer di atas menunjukkan pidato Daniel yang disitu berperan sebagai pengusaha minyak di depan kerumunan orang California.
9.Nine (2009) : Italian
Dialek yang digunakan Daniel pada film ini sangat tidak biasa karena dialeknya berasal dari bahasa yang lain juga yaitu bahasa Italia. Berbeda dengan dialek seperti Newyork ataupun logat dari Amerika yang memiliki bahasa sama dengan Britania raya yang hanya dibedakan dari dialek, dialek Italia berasal dari penggunaan bahasa yang berbeda. Hal ini tetap dibawakan dengan profesional oleh Daniel-Day Lewis.
10.Lincoln (2012) : Indian/Kentucky 19th
Kombinasi antara bahasa, dialek, profesi dan umur bersatu dalam perannya sebagai seorang presiden besar dunia, Lincoln. Daniel harus menyesuaikan perannya sebagai orang besar Indian atau Kentucky di abad 19, ditambah dengan dia harus menyamakan cara berbicara orang yang sudah tua seperti Lincoln tersebut.
Dikarenakan film ini berdasarkan dari kisah nyata, secara otomatis dia harus mempelajari cara berbicara orang terdahulu yang belum tersedia media selengkap zaman sekarang. Scene di bawah merupakan salah satu scene saat Lincoln sedang rapat dengan anggota pemerintahannya.
11.Phantom Thread (2017) : London, mid 20th
Melalui film ini, kita akan menyaksikan akting Daniel-Day Lewis dengan ciri khas dialek yang dibawakannya pada tiap film untuk terakhir kalinya, pasalnya ini meurpakan film terakhirnya sebelum memutuskan untuk pensiun dari dunia perfilman sebagai aktor.
Akting penutupnya ditutup dengan seorang peran tukang jahit kelas atas yang berdialek London di pertengahan abad ke-20 yang merubah kebiasaan dalam mendesain pakaian untuk kelas menjadi desain untuk rakyat menengah seperti yang terlihat pada film. Untuk film ini, dialek yang digunakan tidak terlalu memiliki ciri khas namun tetap pada gaya Daniel-Day Lewis yang santai dalam membawakan dialek pada saat berakting.