Mengetahui Tingkat Kenyamanan Permukiman melalui Citra Penginderaan Jauh
Tingkat kenyamanan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat selama menetap di tempat tinggalnya seperti rumah, apartemen dan sebagainya. Terutama di daerah perkotaan yang saat ini mengalami pembangunan secara masif dan terus menerus sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada mayarakat karena kebutuhan yang tidak seimbang. Nilai kenyamanan dapat muncul dari beberapa faktor seperti keadaan rumah itu sendiri, keadaan jalan, fasilitas umum, kebersihan lingkungan, kepadatan populasi, dan tentunya yang paling mempengaruhi yaitu Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH adalah ruang-ruang dalam kota berupa kawasan, memanjang berupa jalur, bersifat terbuka tanpa bangunan (Permen PU No. 5 tahun 2008). RTH dapat terdiri dari kawasan hijau pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kegiatan olahraga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan pekarangan.
Fungsi utama RTH yaitu berperan sebagai fungsi ekologis yang dapat berperan sebagai sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan dan seterusnya. Fungsi ektrinsiknya yaitu sebagai fungsi sosial budaya yang dapat menggambarkan ekspresi budaya lokal, tempat rekreasi, media komunikasi warga kota dan sebagai wadah objek pendidikan. Fungsi ekonomi yang terdapat dalam RTH dapat menjadi sumber produk yang dijual seperti tanaman bunga, buah dan dapat menjadi bagian dari usaha perkebunan. Fungsi terakhir yaitu Fungsi estetika yang dapat menigkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota, menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota, membentuk faktor keindahan arsitektural dan menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
Penentuan kebutuhan RTH di perkotaan untuk menentukan tingkat kenyamanan, dapat ditafsirkan melalui beberapa pendekatan, yaitu:
– berdasarkan suhu udara (Temperature Humidity Index)
– berdasarkan kebutuhan oksigen
– berdasarkan tingkat kenyamanan permukiman
– berdasarkan ketersediaan oksigen
Proses inventarisasi RTH dengan metode Penginderaan Jauh dilakukan dengan mengekstrak objek vegetasi dari citra melalui tiga metode yaitu:
1)Interpretasi Visual/Manual
2)Interpretasi Digital
3)Pendekatan Indeks Vegetasi
Faktor internal yang dibutuhkan dalam penerapan metode interpretasi visual untuk inventarisasi RTH yaitu citra beresolusi tinggi, berbeda dengan metode interpretasi digital dan melalui pendekatan indeks vegetasi yang menggunakan citra multispektral karena penerapan metodenya melalui nilai digital (Digital Number) pada piksel citra. Adapun faktor eksternalnya yaitu diperlukan local knowledge dalam keadaan wilayah yang sempit seperti perkotaan. Maksudnya, ciri khas dari objek yang terlihat di citra harus kita ketahui dengan objek asli yang ada di lapangan karena tentunya ciri khas tiap wilayah berbeda-beda. Bacaan mengenai local knowledge dapat dilihat di halaman Basic and Local Knowledge dalam Interpretasi Citra.
Penjelasan secara detail pada halaman kali ini yaitu mengenai penentuan kebutuhan RTH berdasarkan *Tingkat Kenyamanan Permukiman melalui metode *Interpretasi Visual.
PEMODELAN SEDERHANA UNTUK MEGETAHUI TINGKAT KENYAMANAN PERMUKIMAN
Metode untuk menilai tingkat kenyamanan permukiman menggunakan 4 variabel utama yang terdiri dari 1)Liputan Vegetasi, 2)Kepadatan Bangunan, 3)Jarak terhadap Pusat Perdagangan 4)Jarak terhadap Jalan Utama.
Parameter Primer
-Vegetasi diperoleh dari digitasi RTH.
Parameter Sekunder
-Bangunan diartikan sebagai tingkat kepadatan bangunan yang didigitasi per blok bangunan.
-Kegiatan diartikan sebagai jarak dari permukiman ke pusat kegiatan perbelanjaan atau pasar.
-Jalan yaitu jarak jalan utama terhadap permukiman
‘Note: Kemudahan digitas dapat dilakukan dengan membuat blok-blok misalnya antar satu lorong/gang dengan lorong/gang lainnya.
Sumber Data
Kebutuhan utama dalam interpretasi visual RTH khususnya di daerah perkotaan yang memiliki variasi objek rapat, maka sangat diwajibkan untuk menggunakan citra dengan tingkat resolusi ‘cm’. Citra tersebut terdiri dari:
Parameter Utama
1.Digitasi Objek Vegetasi sebagai Asumsi RTH
Pada saat melakukan digitasi atau delineasi, dapat terlebih dahulu dikategorikan RTH berdasarkan ‘Status Kepemilikan” yang terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat. Berikut tabel hasil modifikasi yang menunjukkan kategori RTH berdasarkan status kepemilikan dan ciri yang tampak pada citra:
2.Analisis Statistik
Hasil digitasi dilakukan perhitungan statistik berdasarkan luasan dari daerah kajian untuk diketahui pembagian antara RTH dengan bangunan atau lahan kosong tanpa vegetasi.
Tabel di atas menunjukkan nilai tiap RTH berdasarkan status kepemilikan dan diperoleh persentase RTH yang ada di suatu kota yaitu 19% yang dapat kita lihat sangat jauh dari kecukupan RTH dalam suatu kota.
3.Analisis Spasial
Kembali kepada variabel penentuan tingkat kenyamanan permukiman, dilakukan analisis spasial pada masing-masing variabel tersendiri yang nantinya akan digabungkan untuk menghasilkan persentase tingkat kenyamanan pada suatu kota.
Analisis spasial dilakukan dengan dua tahap, yang pertama menggunakan analisis melalui citra dan melakukan survey atau ground checking untuk mengetahui tingkat ketepatan analisis citra. Penentuan titik sampel lebih mudah dilakukan berdasarkan kategori status kepemilikan dengan menyesuaikan total presentase keberadaanya di citra.
Ketika hasil survey telah diperoleh, maka digabungakn dengan hasil interpretasi untuk melakukan re-interpretasi agar mendapat hasil yang lebih akurat.
Kemudian, digunakan metode weighted overlay dan reclassify untuk melakukan interpolasi dari liputan vegetasi yang diperoleh. Seperti yang disampaikan sebelumnya, akan lebih mudah jika telah menentukan luasan interpolasi seperti dengan membuat blok-blok yang juga dapat berguna untuk penilaian parameter yang lain.
Parameter Sekunder
1.Kepadatan Bangunan
Cara sederhana dan mudah untuk mendapatkan kepadatan bangunan yaitu dengan mendigitasi dan menghitung berdasarkan poligon, yaitu per blok bangunan bukan dengan point atau per bangunan. Metode sama juga digunakan yaitu weighted overlay dan reclassify.
2.Jarak Jalan Utama
Parameter jarak jalan utama terhadap suatu rumah atau pemukiman digunakan karena menggambarkan kebisingan yang berasal dari kendaraan di jalanan dan polusi yang ditimbulkannya. Sehingga perhitungan parameter ini menggunakan jarak dari jalan utama dengan weighted overlay yang bentuk zonanya mengikuti “bentuk jalan” tersebut dan reclassify untuk menentukan harkat. Data administrasi jalan dapat diperoleh dari institusi ataupun mendigitasi ulang jalan.
Setelah memiliki semua nilai dari tiap parameter (dalam kasus ini, parameter kegiatan tidak diikutkan) maka dilakukan pengharkatan untuk memperoleh tingkat kenyamanan akhir di setiap permukiman. Berikut contoh peta tingkat kenyamanan permukiman:
Penentuan bobot nilai untuk mendapatkan tingkat kenyamanan permukiman berguna untuk memberikan porsi nilai antara parameter RTH, Bangunan dan Jalan. Peta di atas dibentuk dengan bobot nilai vegetasi 50% karena peran vegetasi atau RTH sangat tinggi terhadap kenyamanan permukiman (dapat dilihat di penjelasan awal), kemudian kepadatan bangunan 30%, dan jarak terhadap jalan 20%.
Metode di atas merupakan metode sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan suatu permukiman menggunakan GIS. Terdapat banyak metode dalam GIS yang dapat digunakan dengan hasil yang bisa lebih baik dan juga tingkat kesulitan yang tinggi.
Jika ada masukan dan pertanyaan, dipersilahkan.
Sekian!!
Referensi:
Featured Image: https://www.123rf.com/photo_56165940_open-urban-green-park-space-in-front-of-residential-buildings.html