-
Wildlife Corridor
What is Wildlife Corridor ? Secara umum, “Corridor” atau koridor diartikan sebagai penghubung. Dalam konteks satwa liar, “Wildlife Corridor” yaitu suatu penghubung antar habitat satwa liar yang menghubungkan dua atau lebih area atau habitat dari suatu lanskap (bentang lahan) yang tersusun dari vegetasi alami guna menjaga sistem ekologi. Latar belakang perlunya dibuat koridor satwa liar yaitu dikarenakan adanya kontruksi bangunan, pembuatan jalan baru, lahan pertanian yang berada di wilayah satwa liar membatasi satwa liar untuk bergerak bebas atau berpindah.
-
What can Remote Sensing actually do?
Judul di atas merupakan pertanyaan dari sebagian kalangan yang masih asing ataupun untuk menjelaskan kepada penggiat Penginderaan Jauh yang belum terlalu dalam mempelajarinya. Berikut dijelaskan terlebih dahulu sebatas apa yang dikatakan Penginderaan Jauh. Di dalam proses yang berujung dengan terciptanya sebuah Peta, penginderaan jauh berperan sebagai “Sumber Data”. Penginderaan Jauh dalam arti sebenarnya hanya sebagai penyedia data yakni berupa Citra yang berasal dari satelit dengan urutan prosesnya tentunya, sehingga dikenal dengan istilah “Citra Satelit”, namun tidak hanya sekedar menampilkan citra yang merupakan hasil dari perekaman, melainkan di dalamnya terdapat proses “Pengolahan dan Analisis Citra Digital” sesuai dengan keperluan sehingga pada akhirnya dapat dinikmati oleh si pembuat peta dalam berbagai tujuan.
-
Pemetaan Deformasi Permukaan Pasca Gempabumi Menggunakan Teknik D-InSAR
Note: Tulisan ini hanya memberikan penejelasan dasar dan umum tentang metode D-InSAR dalam bidang geofisika yaitu tepatnya untuk mengidentifikasi deformasi permukaan akibat gempabumi, sehingga terdapat penjelasan dasar mengenai DInSAR dan deformasi permukaan. Salah satu ancaman dari kejadian gempabumi yaitu deformasi permukaan sebab kemunculan deformasi dapat menyebabkan kerusakan terhadap apa yang ada di permukaan. Deformasi permukaan (surface deformation) merupakan perubahan bentuk pada permukaan bumi berupa pengangkatan maupun penurunan tanah.
-
Perkembangan Sistem dan Wahana Penginderaan Jauh di Dunia
Induk dari penginderaan jauh adalah interpretasi hasil dari Foto Udara, dengan menggunakan film analog yang diinterpretasi secara manual. 1999Penggunaan foto udara dimulai pada tahun 1919 dengan menggunakan wahana pesawat terbang untuk tujuan militer. Tentunya informasi yang dapat diperoleh dari citra yaitu kenampakan hitam putih sesuai dengan keadaan asli di permukaan. Pasca Periode Perang Dunia-II
-
Introduction to Synthetic Aperture Radar (SAR)
SAR merupakan bagian dari sistem penginderaan jauh aktif atau RADAR (Radio Detection And Ranging) yang menyinari permukaan bumi dengan gelombang elektromagnetik dan menerima kembali sebagian pantulan berbagai objek (backscattering). SAR menghasilkan citra sehingga SAR juga dikatakan sebagai citra, citra SAR. Informasi yang dihasilkan pada citra SAR berupa fase dan amplitudo. Citra SAR antara lain Sentinel-1A, ALOS PALSAR, Radarsat-1 dan seterusnya.
-
Karakteristik Perekaman Objek Permukaan melalui Sensor Aktif RaDAR
Sifat gelombang sensor radar yang memiliki panjang gelombang yang panjang menyebabkan kelebihan dalam perambatannya di ruang atmosfer yaitu dapat menembus awan, kabut, asap, dan hujan. Kelebihan ini yang menyebabkan radar banyak digunakan dalam mengidentifikasi permukaan bumi terutama yang paling sering digunakan yaitu dalam identifikasi geologi permukaan serta aplikasinya.
-
Basic of RaDAR
Radar merupakan singkatan dari “Radio Detection and Ranging”. Radar tersebut merupakan bagian dari Penginderaan Jauh (Remote Sensing) yang masuk dalam kategori Penginderaan Jauh yang bersifat aktif berdasarkan sumber energi yang digunakan.