Eksposisi

Mendaki Gunung tidak Gampang

Pendakian ke gunung memang menjadi favorit banyak orang, khususnya para pecinta alam maupun masyarakat biasa. Banyak alasan mengapa para pendaki terlibat dalam kegiatan ini. Salah satunya menuntut tantangan individu pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Mengapa para pendaki terlibat dalam kegiatan ini juga dituntut kemampuan seorang pendaki dapat menyatu dengan alam. Yang tidak kalah penting adalah para pendaki gunung juga dituntut kemampuan dalam hal panjat tebing.

Pendakian gunung atau mountaineering yang di Eropa dikenal dengan Alpinism adalah olahraga, profesi dan rekreasi termasuk panjat tebing. Walaupun cedera dan kecelakaan sering terjadi di gunung, namun kenyataannya kegiatan ini tetap menyenangkan. Dituntut kemampuan pendaki dalam tim pendakian untuk dapat bekerjasama mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Dalam dunia pendakian gunung, pengalaman adalah guru terbaik. Bergabung dengan kelompok-kelompok pendaki baca buku-buku gunung sangat bermanfaat.

Mendaki gunung adalah menyelesaikan tantangan dan mengukur kemampuan individu dalam skala yang berbeda. Mendaki gunung adalah kegiatan fisik yang sangat baik untuk kesehatan dimana ketika kita menikmati tantangan juga mengeluarkan energi besar. Mendaki gunung menawarkan eksplorasi keindahan alam. Sebagian besar pecinta kegiatan ini menemukan rasa cinta kepada alam bebas. Mendaki, mengembangkan keterampilan, melatih melakukan persiapan hadapi masalah, berikan kewaspadaan, kesabaran, kepercayaan diri, dan teamwork. Mendaki gunung dapat dilihat sebagai refleksi dari kehidupan nyata di mana kita harus bekerja keras untuk mencapai tujuan. Mendaki gunung juga merupakan kegiatan untuk membangun persahabatan antara sesama pendaki dan petualang. Pendakian yang menyenangkan adalah sebuah petualangan yang menyenangkan dalam berbagi dan mengikat rasa persahabatan.

Kepekaan kebutuhan dalam sebuah kelompok ada akhirnya membentuk sebuah ikatan yang kuat. Meskipun kegiatan ini menuntut fisik yang kuat namun akan menjauhkan kita dari rasa bosan terhadap rutinitas kegiatan setiap hari. Mendaki gunung biasanya dipakai sebagai alat keluar dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan kota. Perhatikan faktor cuaca dan juga mengenal jarak tempuh serta waktu yang dibutuhkan untuk pendakian sampai puncak dan kembalinya.

Jangan lupa persiapan paling maksimal. Mendaki gunung memiliki resiko tinggi, jadi minimalkan dengan kesiapan. Mendaki gunung membutuhkan persiapan fisik, skill dan mental. Ketiganya sangat penting kita terapkan guna menunjang keberhasilan Pendakian. Anda boleh memiliki skill bagus bernavigasi darat, namun jika fisik cepat drop saat di medan tanjakan berat akan kewalahan selama di sana. Jika fisik Anda cepat drop, ujung-ujungnya mental Anda yang akan teruji, apakah menyerah pada keadaan atau tetap melanjutkan pendakian. Jadi jangan pernah meremehkan latihan fisik sebelum mendaki gunung, meskipun gunung yang Anda daki tidak seberapa tingginya. Latihan fisik ini biasanya sering di VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Banyak beranggapan mendaki gunung hanya kegiatan rekreatif belaka. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pendakian di kondisi ekstrim ini tidak begitu menakutkan jika sebelumnya pendaki melakukan latihan fisik yang rutin guna meningkatkan VO2 max yang baik. Bagi seorang pendaki, memiliki VO2 Max yang baik perlu sekali. Di atas ketinggian 1500 M, kemampuan lakukan pekerjaan mulai terganggu. Setiap kenaikan 300 meter setelah 1500 M dpl akan menyebabkan berkurangnya kapasitas VO2 Max sebanyak 3%. VO2 Max perlu diperhatikan pendaki gunung, karena semakin tipisnya oksigen di menyebabkan Hipoksia, akan terkena Mountain Sickness.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal saat melakukan latihan fisik sebelum pendakian maka pahami prinsip latihan dengan baik. Seseorang yang melakukan latihan secara sembarangan belum tentu ia mendapatkan hasil yang bagus. Bisa jadi hanyalah sia2. Prinsip latihan proses secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan kian bertambah jumlah beban latihannya (OVERLOAD TRAINING). Jika Anda melakukan latihan fisik tanpa ada rutinitas secara sistematis, maka tidak akan memberikan efek VO2 max Anda.

Latihan seorang pendaki gunung sedikit berbeda dengan olahraga lain. Hal ini dikarenakan otot yang lebih difungsikan tidaklah sama. Faktor “spesifik” perlu diterapkan pada latihan. Fokuskan spesifikasi peningkatan VO2 max & latihan yang menambah kekuatan otot.

Perlu diingat tentang overload training. Yaitu penambahan beban pada latihan secara bertahap, agar tercapai tujuan dari latihan. Jangan langsung berikan beban yang tidak mampu kita lakukan karena fisik belumlah siap, bisa fatal pada fungsi otot. Lakukan bertahap, perhatikan, penyusunan jadwal latihan, terdapatnya selingan dari segala kegiatan fisik, yaitu minimal 1 hari didalam satu minggu. Jangan terlalu bersemangat dalam berlatih, sehingga melupakan hal ini. Bisa-bisa Anda terlalu lelah saat memulai pendakian. Hasil latihan akan kembali turun ke keadaan semula apabila tidak berlatih. Berlatihlah terus agar fisik yang sudah terbentuk tidak menurun.

Referensi : Media Center

mm

Muhammad Budi

Hello, My name is Muhammad Budi, I am a person who still provide my experiences and knowledge to people through a writing by this web. Right now, I am a student of Photogrammetry and Remote Sensing at Wuhan University, Wuhan, China, and have hobbies such as nature and environment exploration, outdoor sports, and all of these I write down in this web. Please contact me if you need some information or else.. muhammadbudi.st@gmail.com Thank You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *