Kenapa Monster Tsunami Tak Terjang Aceh
Dua gempa dengan skala besar terjadi di Aceh, Rabu 11 April 2012, hanya berselang hitungan jam. Gempa pertama mengguncang pukul 15.38 dengan kekuatan 8,3 skala Richter versi BMKG atau 8,6 SR versi USGS. Gempa kembali terjadi pukul 17.43 WIB, dengan kekuatan 8,1 SR.
Sempat timbul kekhawatiran, gempa akan mengulangi tragedi tsunami 2004, yang tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Untungnya, dua gempa ini hanya memicu tsunami kecil.
Ahli geofisika dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat atau U.S. Geological Survey (USGS), Julie Dutton mengatakan, gempa kemarin jauh berbeda dengan lindu yang memicu tsunami 2004, yang menewaskan 230.000 orang dan membuat jutaan orang lainnya kehilangan tempat tinggal.
“Gempa kemarin jauh lebih kecil,” kata dia, seperti dimuat situs sains, LiveScience, 11 April 2012. Dia menambahkan, gempa yang terjadi 2004 lalu berkekuatan 9,1 skala Richter atau gempa ketiga paling kuat yang pernah dicatat dalam sejarah.
Namun, yang paling signifikan dan membedakan, gempa kemarin tidak terjadi pada zona subduksi, di mana lempeng tektonik bertabrakan dan menelusup di bawah lempeng yang lain, gempa Aceh terjadi di tengah lempeng samudera, di mana patahan atau sesar (fault) pada kerak bergerak menyamping, bukan naik turun. Tipe ini disebut gempa sesar geser atau strike-slip.
“Gempa sesar geser tidak memiliki potensi bahaya seperti jika terjadi di zona subduksi. Sebab, lempeng bergerak satu sama lain,” kata Dutton, pada situs sains, Our Amazing Planet.
Meski terkadang itu memicu longsor di dasar laut, tsunami dahsyat biasanya dipicu oleh gempa di zona subduksi — saat lempeng besar samudera tiba-tiba anjlok di bawah lempeng lainnya, menciptakan ruang besar di dasar laut. Perpindahan tiba-tiba lempeng itu juga mempengaruhi pergerakan air laut. Makin besar dan dramatis air laut bergerak mengisi ruang kosong itu, makin dahsyat tsunami yang diakibatkan.
Hanya beberapa menit setelah gempa terjadi. Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) di Hawaii mengeluarkan peringatan tsunami di Samudera Hindia.
Di Sabang, daerah paling terdampak saat tsunami 2004, dilaporkan ombak tsunami setinggi kurang dari 1 meter terjadi. PTWC melaporkan, tsunami tertinggi yang ditimbulkan dari gempa kemarin adalah 1 meter.
Ilmuwan Terkejut
Dua gempa besar yang terjadi hanya selang beberapa jam membuat para ilmuwan dan ahli gempa mengeryitkan dahi. Mereka terkejut. Menurut seismolog USGS, Susan Hough, “ini kejadian yang aneh.” Sebab, jarang terjadi ada gempa sesar geser yang berkekuatan sebesar ini.
Demikian juga pendapat Kevin Furlong, profesor geosains dari Penn State University. “Seminggu lalu, kita tak pernah menyangka ada gempa sesar geser dengan kekuatan sebesar ini. Ini sangat, sangat besar,” kata dia seperti dimuat mail.com.
Dalam catatan USGS, gempa yang terjadi kemarin adalah yang terbesar kesebelas sejak tahun 1900. Ini mungkin gempa sesar geser terbesar yang pernah diketahui.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan analisis, gempa yang terjadi kemarin adalah gempa sesar geser, bukan sesar naik. “Bukan megathrust sehingga potensi tsunami tak terlalu besar,” kata dia.
Lokasinya yaitu di bagian luar dari daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake) jarak dari gempa 10 Januari 2012 yaitu kurang dari 30 km. (umi)