Menyentuh Daratan Tertinggi di Tanah Borneo

Selasa, 12 Juli 2016 saya dan teman saya akhirnya menjejakkan kaki untuk pertama kali di Negeri Sabah, Kota Kinabalu yang merupakan negara bagian dari Malaysia. Bukan Kuala Lumpur ataupun Penang yang merupakan salah satu tempat terkenal di Malaysia, tujuan kami ke Malaysia hanya untuk mendaki Gunung Kinabalu yang ada di tanah Borneo ini.

Gunung yang memiliki ketinggian 4,095.2 mdpl ini berada di dalam Taman Nasional Gunung Kinabalu yang merupakan situs warisan dunia. Gunung Kinabalu termasuk dalam gunung tertinggi ke 14 di dunia dan memiliki tingkat bahaya nomor dua setelah Everest. Pertengahan tahun 2015 silam, negeri Sabah sempat diguncang gempa bumi berkekuatan 6.0 skala richter dan gunung Kinabalu termasuk yang mengalami kerusakan paling parah dengan menelan korban jiwa sebanyak 18 orang, terdiri dari para pendaki yang berasal dari berbagai Negara dan juga Guide yang ikut tewas. Sempat ditutup dikarenakan harus mengalami renovasi besar-besaran, gunung Kinabalu kembali dibuka pada tahun 2016 awal dengan banyak perubahan, mulai dari jalur pendakian, sistem yang semakin diperketat, dan otomatis biaya yang semakin mahal.

Sampai di Bandara Kota Kinabalu pada pukul 17.00 waktu Malaysia, kami langsung menghampiri pusat informasi travel yang berada di dekat pintu keluar bandara yaitu Tourism Malaysia untuk menanyakan mengenai transportasi agar bias sampai ke penginapan di dekat TNGK yang memang sudah kami pesan jauh hari sebelum keberangkatan. Saya akui bahwa keberadaan pusat informasi seperti Tourism Malaysia ini sangat membantu bagi para pendatang di Kota Kinabalu ini. Kita dapat menanyakan tentang transportasi, penginapan, tempat pariwisata, kuliner dan lain-lain. Kami juga bertanya tentang bagaimana dengan komunikasi disini, dimana dapat membeli kartu handphone, ternyata ada di dekat gerbang keluar bandara. Untuk kartu perdana disini, pulsa 5 Ringgit seharga 10 Ringgit Malaysia dan banyak variasinya. Setelah jelas mengenai rute transportasi untuk kami, kami segera bergegas agar tidak ketinggalan. Mulai dari naik bis bandara yang mengantarkan kami sampai pusat kota Kinabalu dengan biaya 5 RM, kemudian menunggu bis yang menuju kota Inanam. Bis disini sistemnya yaitu menunggu penumpang sampai bis tersebut penuh baru dapat berangkat, tapi biaya bis ini sangat murah yaitu 2 RM. Sampai di kota Inanam kami berhenti di Terminal Inanam. Disana banyak bis dengan rute jauh atau rute luar kota. Seperti bis kami ini, salah satu rutenya yaitu melewati TNGK dengan biaya 25 RM. Kami mendapat penginapan di dekat TNGK yaitu penginapan D’Villa Rina Ria yang memang sudah jauh hari kami boking saat di Indonesia. Penginapan ini meminta biaya 25 RM atau 30 RM dengan breakfast. Saat perjalanan di bis sudah dekat dengan daerah kaki gunung Kinabalu, terlihat dengan jelas keberadaan gunung Kinabalu dari arah sebelah kiri kami ditambah dengan puncaknya yang terlihat datar yang menjulang tinggi. Selama di dalam bis, kami tidak merasakan suhu dingin, namun saat turun dari bis menuju penginapan, ternyata kami sudah memasuki wilayah dingin kota Kinabalu.

DSCN0021
Bis Bandara Menuju Kota Kinabalu (Padang Merdeka)
DSCN0027
Bis dari Kota Kinabalu ke Terminal Inanam

Besok paginya, hari Rabu tanggal 13 Juli 2016 kami berjalan selama 7 menit dari penginapan menuju TNGK dengan biaya masuk TNGK sebesar 15 RM (non Malaysia). Kemudian kami konfirmasi ulang masalah pendakian yang sudah kami bayar saat di Indonesia kemarin di pihak Sutera Sanctuary Lodge (SSL). SSL ini merupakan lembaga resmi yang mengurusi segala pendakian ke Gunung Kinabalu.

DCIM101MEDIA
Suasana di Lokasi Taman Nasional Gunung Kinabalu

Setelah menyelesaikan segala administrasi dengan pihak SSL, lalu pemandu (Guide) kami sudah ada, kami langsung menuju Timpohon Gate (titik start pendakian) menggunakan mobil bermuatan 7 orang dengan biaya 16 RM untuk pergi dan pulang. Sebelumnya kami diberikan kartu identitas untuk kami pakai selama pendakian.

DSCN0325
Kartu Identitas

Saat tiba di Timpohon Gate, disinilah pendakian Mount Kinabalu dimulai. Sebelum mulai pendakian, Guide memberikan arahan dan sedikit briefing kepada kami mengenai jalur pendakian, hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama disana. Kami mulai jalan dari Timpohon Gate pukul 10.24 waktu Malaysia. Gunung Kinabalu memiliki 7 pos di sepanjang jalur pendakian dengan jarak dan waktu tempuh yang berbeda-beda sebelum akhirnya sampai di tempat penginapan kita di Laban Rata yaitu Laban Rata Rest House.
Saat di jalur pendakian, kita terserah apakah mau beristirahat di setiap posnya, tergantung kesepakatan para pendaki dan Guide. Agar tidak banyak kehabisan waktu sebaiknya kurangi jatah istirahat yang lama di masing-masing pos. Di pendakian Mount Kinabalu ini, satu orang guide yang sudah ditunjuk pihak SSL kepada kita, dapat menampung 5 orang pendaki. Biaya untuk Guide yaitu 230 RM, jadi seandainya kita memiliki 5 orang dalam satu tim, biaya akan lebih murah karena 230 RM dibagi 5 orang. Saat itu kami mendapat guide yang sudah ditunjuk pihak SSL yaitu seorang wanita asli daerah sini. Saat pertama melihat guide ini kami seperti tidak percaya mendapat guide seperti dia. Saat kami tanya usianya, ternyata dia berusia 56 tahun. Dan saat mendaki, dia tidak seperti usia 56 tahun karena kecepatan mendakinya menyamai kami. Para pendaki untung-untungan mendapat guide karena Guide disini sudah memiliki schedule masing-masing dari pihak SSL. Seperti kata Guide kami, Guide disini paling banyak mendaki yaitu 2 kali sebulan.

Kami hanya beristirahat di pondok Kandis (Pos 1) kemudian kami melewatkan setiap pos tanpa beristirahat dan akhirnya sampai di Pos 5 yaitu Pondok Layang-layang pada pukul 12.55 yang mana pondok ini memang biasa dijadikan akses untuk makan siang para pendaki. Kami pun istirahat sekaligus makan siang yang mana menu makan siang kami sudah kami bawa dari bawah. Makan siang hari pertama untuk pendakian sudah dipersiapkan oleh pihak SSL. Jadi setelah mengurus administrasi, kami dapat mengambil jatah makan siang kami untuk nanti.

DSCN0107
DSCN0108

Menu makan siang saat pendakian (Roti Sandwich, Telur ayam, oats, ayam, apel, air mineral)

Ada hal unik yang dapat disaksikan di setiap pos pendakian. Jika kita berhenti sejenak di pos, beberapa ekor tupai akan menghampiri kita dengan maksud meminta makanan dari kita. Seandainya makanan yang sedang kita buka lepas dari pandangan sebentar, gerombolan tupai tersebut akan langsung mengambil makanan tersebut. Namun ada juga beberapa yang menunggu pemberian dari kita. Saat sedang makan cemilan, banyak pendaki yang melemparkan makanan kepada para tupai tersebut sehubungan tidak ada larangan untuk memberi makanan kepada tupai disini.

Selama pendakian kemarin, di sepanjang jalur Mount Kinabalu ini, saya tidak pernah menemukan sampah, sekecil apapun. Disini kami sadar bahwa wajar biaya pendakian Gunung Kinabalu ini mahal dikarenakan semuanya benar-benar diperhitungkan dan diperhatikan. Seperti biaya izin pendakian yaitu 200 RM yang di dalamnya ada termasuk biaya kebersihan, memang benar-benar bersih. Paling hanya sampah-sampah daun kering yang bertebaran di jalur pendakian. Dapat kita saksikan di setiap pos memiliki tempat sampah dan juga toilet umum yang kebersihan memang sangat luar biasa. Kemudian ada juga biaya asuransi pendakian sebesar 7 RM, ya lagi-lagi memang benar-benar asuransi. Sebab, selama kami para pendaki mulai mendaki dari Timpohon Gate sampai Top, kami dikawal oleh 5 orang, yang disana disebut Tim Penyelamat yangmana tugas mereka yaitu mengawasi kami dan mengevakuasi kami jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan selama pendakian.

Pukul 13.00 kami lanjut lagi berjalan menuju Laban Rata (tempat para pendaki bermalam). Di Laban Rata memiliki beberapa penginapan misalnya Lemaing Hut dan Laban Rata Rest House. Namun Lemaing Hut hanya boleh ditempati oleh warga Malaysia dan orang non Malaysia seperti kami mendapatkan penginapan di Laban Rata Rest House. Laban rata rest house adalah sebuah bangunan yang berada di ketinggian 3200 mdpl dengan memiliki 3 tingkat, tingkat pertama yaitu restoran tempat makan para pendaki mulai dari makan malam pertama, super breakfast, dan breakfast. Tingkat 2 dan 3 merupakan kamar tidur yang berjenis Dormitory (asrama) yangmana 1 kamar terdiri dari 3 tempat tidur bertingkat, jadi satu kamar dapat dihuni oleh 6 orang.

DSCN0143

Laban Rata Rest House

Pukul 16.05 kami pun akhirnya sampai di kawasan Laban Rata dengan suhu pada saat itu yaitu 9 derajat celcius yang bercampur dengan kabut yang semakin sore semakin tebal. Di dalam Laban Rata Rest House sudah banyak terdapat para pendaki dari berbagai kalangan negara. Yang kami jumpai yaitu berasal dari Italia, Swedia, India, Jerman, Korea, dan lain-lain. Kemudian kami diberikan kunci kamar kami oleh Guide kami dan kami pun segera meletakkan barang kami di kamar yang mana kami satu kamar dengan pendaki dari Swedia dan Italia.

DSCN0176
Pintu Masuk Laban Rata Rest House
DSCN0152

Makan malam pun sudah disediakan, kami segera ke restoran untuk makan malam. Disini makan malam memang cepat karena besok pagi, para pendaki akan Summit Attack menuju Low’s Peak (puncak tertinggi di Gunung Kinabalu).

Restoran di Laban Rata Rest House

Saat makan disini, kita bebas mengambil apa saja yang mau kita makan, banyak menu yang tersedia disini, menunya juga disesuaikan dengan para pendaki yang berasal dari berbagai benua, ada nasi, mie, salad, roti, gandum, dan banyak lainnya dan tersedia juga minuman hangat seperti kopi, teh dan susu.
Setelah “makan malam”, kami duduk-duduk di beranda sambil menikmati teh hangat produk asli sabah sambil berkenalan dengan pendaki-pendaki lain. Tampak dari tempat kami duduk, ada tiga orang yang sedang bermain volley di lapangan helipad tepat di depan penginapan kami dengan Net yang memang sudah ada. Kami menghabiskan minuman kami dan segera turun untuk bergabung dengan mereka. Kami bermain volley dalam kabut dengan pandangan seadanya. Lawan main kami yaitu para Guide yang memang selalu main volley jika sudah sampai disini. Melakukan kegiatan ini sedikit membantu kami untuk menghindari suhu dingin yang sudah sampai 8 derajat celcius.

DSCN0172
Bermain Volley di Lap. Helipad

Pukul 19.00 makanan di sini sudah dibereskan semua oleh pihak restoran dan para pendaki pun masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat sebelum summit attack besok pagi. Kami diberitahu Guide kami bahwa kami besok mulai mendaki lagi pukul 02.30 setelah super breakfast. Suhu di dalam kamar sangat berbeda jauh dari suhu di restoran maupun di luar bangunan. Saat saya memakai baju lapis, jeket tidur, selimut, saya merasa kepanasan. Ternyata di dalam kamar tidak ada sedikit pun suhu dingin. Masalah kita disini hanyalah tekanan yang rendah sehingga membuat kita susah tidur.

Pukul 02.00 pun tiba, kami segera bergegas untuk Super Breakfast. Maksudnya adalah makan pagi cepat sebelum summit attack, untuk mengisi perut dan tenaga agar dapat mencapai Top. Kami pun mulai bergerak pukul 02.57 setelah mendengar intruksi dari Guide kami. Bermodalkan headlamp masing-masing, kemudian isi tas kami sudah dikurangi agar meringankan proses summit attack, kami berjalan mengikuti jalur dan bantuan cahaya dari Headlamp. Tampak dari tempat kami berjalan, terlihat indah cahaya-cahaya seperti kunang-kunang yang keluar dari Headlamp para pendaki yang sudah jauh di atas. Uap yang keluar dari mulut semakin lama semakin banyak karena suhu yang semakin dingin. Setelah berjalan 1 km dan sampai di ketinggian 3500 mdpl, kami sampai di Sayat-sayat dan kami harus Check Point yaitu registrasi ulang dengan menunjukkan kartu identitas kami.

Kemudian di ketinggian 3600 mdpl, ada jalur yang mana kami harus memang memegang tali agar dapat naik dikarenakan jalur yang terdiri dari batuan yang memiliki kemiringan 50 derajat. Selebihnya jalur agak sedikit mudah, kita dapat meewatinya tanpa harus memegang tali. Melihat ke depan, cahaya-cahaya headlamp para pendaki yang sudah di atas menjadi semakin terang ditambah jika kita melihat ke belakang, kanan dan kiri kita, cahaya-cahaya dari lampu rumah terlihat indah seperti kita sedang berada di pesawat saat malam hari.

Tekanan udara semakin rendah dan saya pun sudah susah untuk mengatur napas ditambah dengan suhu yang semakin menurun menjadi 6 derajat, saya banyak beristirahat untuk kembali mengatur ritme pernapasan. Mulut yang sudah mengeluarkan uap dan jari-jari yang terasa kebas dikarenakan suhuh dingin, maka dari itu badan harus digerakkan agar dinginnya hilang. Terlihat lagi, cahaya-cahaya dari headlamp para pendaki di atas sudah ada yang tidak bergerak lagi yang artinya sudah ada pendaki yang sampai ke top (Low’s Peak). Dengan megikuti tali yang sudah ada di jalur dan dibantu dengan cahaya headlamp saya, saya semakin berantusias untuk segera sampai top.

Pukul 05.41, tiba-tiba Guide saya menjabat tangan saya dan mengucapkan selamat kepada saya karena kami ternyata sudah sampai di Low’s Peak, puncak tertinggi dari gunung Kinabalu. Suhu disini sangat dingin karena mencapai 4 derajat celcius. Ternyata teman saya sudah sampai di top dari tadi dan menunggu saya. Dikarenakan lokasi top yang sangat kecil dan tidak dapat menampung banyak orang, jadi setiap pendaki yang ingin berpoto di top yang memiliki sebuah pamplet bertuliskan “KINABALU PARK WORLD HERITAGE (LOW’S PEAK – 4,095.2 M, MT. KINABALU)” harus segera mengantri untuk mengambil poto. Setelah kami mengambil poto di Top, kami segera turun sedikit dari loaksi top untuk mengambil gambar-gambar indah dari atas sini.

DSCN0182
Low’s Peak
DCIM101MEDIA
Suasana Puncak

Kami lihat dari atas, ternyata masih banyak juga para pendaki yang jauh berada di bawah belum sampai top. Memang sangat ramai para pendaki di atas sini. Dan pada saat pendakian ini, hanya kami berdua yang berasal dari Indonesia.

DSCN0216
Pemandangan di Lihat dari Puncak
DCIM101MEDIA
DCIM101MEDIA
Beberapa Jalur Pendakian

Pukul 06.28 Guide kami sudah menginstruksikan kami untuk segera turun dan kembali ke Laban Rata. Sampai di Laban Rata kami sarapan pagi dengan menu yang sangat luar biasa. Maka dari itu saya katakana bahwa biaya disini sangat mahal karena memang sangat wajar dengan fasilitas yang diberikan kepada kami seperti makanan ini. Saya lihat makanan disini memang sudah diatur porsinya namun tetap lezat. Setelah beristirahat agak lama, kami mempersiapkan barang-barang kami untuk segera check out dari penginapan ini. Pukul 10.09 kami turun menuju Timpohon Gate dan kami sempat berhenti di Layang-layang (tempat makan siang kami kemarin). Saat kami beristirahat, banyak para pendaki yang sedang makan siang disini. Saya lihat jam, mereka sangat cepat sampai disini sebab ini masih pukul 11.08. Setelah beristirahat kami lanjut hingga finish yaitu Timpohon Gate. Kami sampai di Timpohon Gate pukul 13.45. Kami dijemput oleh mobil menuju TNGK. Guide kami memberitahu kami bahwa pendakian sudah selesai dan kami akan makan siang di restoran TNGK. Disini kami ucapkan terima kasih kepada guide kami yang kami rasa luar biasa baik kepada kami sebab ada kelompok pendaki lain yang mengatakan bahwa guidenya kurang pas. Kami masih mempunyai jatah satu kali lagi makan siang. Makan siang kali ini sangat mewah dan sangat berbeda dengan makan siang kemarin sebab kami bebas mengambil apa saja untuk dimakan di restoran ini. Mulai dari soto, sop, roti, buah-buahan, pudding dan banyak lagi. Setelah lama di restoran, kami akhirnya kembali ke penginapan awal kami di D’Villa Ria Rina.

Hari Jum’at, kami menyewa taksi seharga 30 RM satu orang menuju tempat penginapan kami di Tanjung Aru, dekat dengan bandara kota Kinabalu. Sekilas pandangan terhadap Kota Kinabalu ini, kami sangat kagum dengan keindahan kota disini, benar-benar bersih. Luar Biasa. Letak tata kotanya benar-benar sangat teratur. Saluran drainase yang bersih, jalanan tidak macet, memang luar biasa. Saat kami berjalan-jalan di malam hari, kami lihat di traffic light, kendaraan sudah sangat sepi disini, namun kendaraan-kendaraan seperti mobil tetap tidak mau memotong lampu merah, mereka tetap menunggu sampai lampu kembali hijau. Hari Sabtu kami naik pesawat menuju Kuala Lumpur dan hari Minggu pagi kami naik pesawat menuju Banda Aceh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *